Selasa, 12 Januari 2016

Sejarah dan lagu Album sunset dari Superman Is Dead

'Sunset di Tanah Anarki': Perjuangan Manis     


Superman Is Dead



 Sunset di Tanah Anarki: Perjuangan Manis Superman Is Dead
Jakarta -
"Album ini seperti obat. Obat kalau kita minum langsung, banyak yang tidak suka karena pahit. Beberapa orang mencampurkannya dengan gula atau madu agar lebih mudah ditelan."

Kalimat di atas adalah penjelasan Jerinx, penabuh drum Superman Is Dead (SID) saat peluncuran album 'Sunset di Tanah Anarki'. Itulah sebabnya album ini disebut sebagai perjuangan yang manis dari sebuah band punk Tanah Air bernama SID.


Secara keseluruhan, album yang diproduksi Sony Music Indonesia itu mengambil tema perihal mengenai perjuangan dalam arti yang sebenarnya. Hal itu seperti tergambar dari lirik-lirik setiap lagu dari 17 lagu dalam album ini.


Namun seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sejumlah metafora indah hadir di tiap penggalan kalimat, di tiap baitnya. Dan sebetulnya, jika dibaca lebih seksama, puisi-puisi yang menjadi lirik itu sangat penuh cinta.


Dengan cerdas SID, menjadikan lagu-lagu dengan aransemen yang terdengar manis tadi menjadi pembuka. Pertama, 'Jadilah Legenda' yang mengawali perjalanan album kelima bersama Sony Music Indonesia ini.


Berikutnya, adalah lagu pembuka dari 17 lagu berjudul 'The Opening (Ketika Senja) yang mendahulukan suara merdu piano sebelum dihajar distorsi kasar dan 'amarah' vokal Bobby Kool di menit-menit akhir.


Lagu-lagu berikutnya hilang sudah kesan 'mellow' yang sempat melekat pada band yang digawangi oleh Jerinx, Bobby Kool dan Eka Rock ini. 'Bulan & Ksatria' dan 'Kita Adalah Belati' memperdengarkan lagu bertempo cepat dengan lirik panjang khas SID di masa 1999 - 2003.


Setelah itu, 'Turn Back Time' dan 'Bulleproof Heart' SID kembali memberikan 'kemanisan' perjuangannya lewat nada-nada yang lebih 'catchy'. Lebih bisa membuat siapapun bernyanyi bersama, meski dari segi lirik, tetap saja amarah SID terhadap penguasa yang diniliat tidak beradap itu, tak bisa disembunyikan.


Lagu yang berjudul sama dengan albumnya adalah lagu keenam yang memiliki dua kelebihan. Pertama, 'Sunset di Tanah Anarki' dibuka oleh vokal perempuan, sedikit sengau, namun merdu di nada-nada akhirnya.


Cukup membuat pendengarnya terlena hingga vokal Bobby Kool masuk, namun kali ini tidak mengagetkan karena lagu ini sendiri memang berwarna balada. Kelebihan kedua adalah, lagu ini merupakan lagu terpanjang dari 17 lagu yang ada. Dengan durasi hingga 5.29 menit.


Di 'Water Not War' dan 'Luka Hari Ini Mereka Luka Selamanya' SID masih memperlambat tempo mereka sampai lagu berjudul 'Running' yang merupakan lagu kesembilan berbunyi. Nuansa khas SID 'tempoe doeloe' kembali terdengar menyuarakan perjuangan yang tidak boleh lelah sedikit pun. Hal itu terus berlangsung di tiga lagu berikutnya, 'Forever Love Insane', 'Belati Tuhan' dan 'Fast Cure'.


Demi keseimbangan, empat lagu terakhir SID memperindah lagi perjuangangannya dengan nada-nada 'catchy' tapi tentu tidak dengan pesannya.


Empat lagu tersebut adalah 'Wake Me Up', Forgivers', 'Jadilah Legenda' yang merupakan single perdana yang cukup 'pop'. Dan, sama seperti pembukaan, lagu dengan musik dan lirik yang lebih ringan berjudul 'Burn The Night' menutup perjuangan SID dengan manis kali ini.


Daftar lagu di album 'Sunset di Tanah Anarki':

1. The Opening (Ketika Senja)
2. Bulan & Ksatria
3. Kita Adalah Belati
4. Turn Back Time
5. Bulletproof Heart
6. Sunset Di Tanah Anarki
7. Water Not war
8. Kita Luka Hari Ini Mereka Luka Selamanya
9. Running
10. Forever
11. Belati Tuhan
12. Fast Cure
13. Suara Dalam Menara
14. Wake Me Up
15. Forgivers
16. Jadilah Legenda
17. Burn The Night

0 komentar:

Posting Komentar