Rabu, 03 Februari 2016

Sejarah band Superman Is Dead


sejarah berdirinya band superman is dead



Superman Is Dead yang biasanya dipanggil SID terbentuk pada tahun 1995. Awal mula terbentuknya SID (Superman Is Dead) dimotori oleh anggota band heavy metal Thunder bernama I Made Ari Astina sering dipanggil Jerinx yang ingin membentuk band baru. Dan drummer band new wave punk Diamond Clash bernama I Made Budi Sartika yang biasa dipanggil Bobby Kool ingin menjadi gitaris dan vokalis.
Jerinx dan Bobby bertemu di Kuta Bali. Kedua orang itu kemudian sepakat untuk membentuk sebuah band. Pada saat itu bergabung pula I Made Bawa yang lebih dikenal dengan nama lain Lolot mengisi posisi pemain bass. Band mereka pada awalnya membawakan lagu-lagu dari Green DayNOFX. Di kemudian hari, inspirasi musikal SID bergeser ke genre Punk 'n Roll à la grup musik SupersuckersLiving End dan Social Distortion.
Tidak lama setelah band terbentuk Lolot keluar dari band dan memutuskan untuk berkonsentrasi pada proyek band yang lain. kelak Lolot akan lebih dikenal sebagai musisi lagu-lagu berbahasa Bali. Kekosongan sesi bass akhirnya diisi oleh personel baru yang bernama Eka Arsana panggilannya Eka Rock. Pada saat itu band belum bernama Superman Is Dead tetapi Superman Is Silver Gun.
Pada perkembangannya nama Superman Is Silver Gun dirasa kurang cocok, selain merupakan comotan judul sebuah lagu dari kelompok musik Stone Temple Pilots juga kurang memiliki makna. Bergantilah nama band mereka menjadi Superman Is Dead atau disingkat SID. Superman Is Dead mempunyai arti bahwa manusia yang sempurna hanyalah illusi belaka dan imajinasi manusia yang tidak akan pernah ada. Penggemar Superman Is Dead laki-laki disebut Outsiders, dan Lady Rose bagi perempuan.
Read More ->>

Selasa, 12 Januari 2016

Fakta KAMSIDERS {Kamtis & Outsider}

Endank Soekamti Memang "Sialan" & Superman is Dead Memang "Semprul" 




 .

        Saya di awal mencuatnya band-band yang saya sebut itu, malah menganggap mereka hanya menang nama yang unik dan cenderung kontroversial. Selebihnya, Endank Soekamti dan Superman is Dead [selanjutnya saya tulis SiD], tidak lebih dari band-band lain yang muncul dan kemudian pelan-pelan angslup [turun layar]. KABARNYA band ini punya genre yang serupa, pop punk. Genre ini biasanya memang personelnya 3 orang, dengan kord gitar yang mudah dan lirik yang melawan atau lucu sekalian. Dengan berbagai kapasitas personelnya yang selalu mengaku skill musiknya biasa-biasa saja, dua band ini nyaris tak punya waktu luang untuk berleha-leha memikirkan industri musik yang mungkn dianggap kurang besahabat. Mengapa dua band ini yang saya angkat dan cermati. Ada beberapa hal yang membuat saya mencacah otak, mengumpulkan keping-keping cerita yang pernah saya rasakan, alami dan lihat. Saya sempat beberapa kali ikut tur band ini. Saya juga sempat beberapa kali wawancara [ada di blog ini juga –penulis] dengan dua band ini. Ke Bali dan Jogjakarta. Satu hal yang pertama saya tulis adalah, kejujuran. Dua band ini adalah band yang tidak pernah jaim kepada fansnya. Mereka nongkrong bareng, ngopi bareng, mungkin sempat mabok bareng, atau cepals-ceplos ugal-ugalan kata-kata bareng. Tidak ada sensor dengan perilaku mereka. Artinya, mereka –Endank Soekamti dan Superman is Dead—memang kesehariannya begitu, tidak perlu ada pencitraan dan embel-embel jaga image. Toh masing-masing, sudah mengerti porsi sampai dimana mereka bisa saling ugal-ugalan. Di awal perkenalan dengan Superman is Dead, saya banyak mendengar suara miring tentang I Made Putra Budi Sartika a.k.a Bobby Kool sebagai gitaris dan vokalis, I Made Eka Arsana a.k.a Eka Rock sebagi bassis, dan I Gede Ari Astina a.k.a Jerinx sebagai drummer. Awalnya saya harus katakan, mereka memang belepotan tentang sound dan sering kebut-kebutan tempo di atas panggung. Belum lagi gayanya yang petentang-petenteng dengan badan penuh tato, membuat SID langsung mendapat cap band brengsek. Sampai muncul isu rasisme dalam perkembangannya. Endank Soekamti adalah band cerdas mencermati kondisi pasar musik. Mengapa saya bilang cerdas? Dengan Kamties yang tersebar seantero nusantara [semboyannya saja: “Kamties sak modare!”] menyiratkan adanya fanatisme kepada band ini. Yang harus saya acungi jempol, fanatisme mereka bukan membabibuta, tapi rasional. Dan ketika kemudian pembelajaran dari personelnya lebih daripada sekadar fans dan artisnya, band ini sudah bersiap menjadi legenda. Ide menjual kaos dengan desain apik dan membumi, menjadi salah satu penopang kehidupan band ini beserta kru-kru yag terlibat di belakangnya. Meluncuran boxset, melibatkan fans dalam pembuatan klip dan melahirkan radio streaming Soekamti.com, adalah pikiran jauh ke depan dari personel yang dari luar lebih cocok jadi “gali” ketimbang musisi. Erick Soekamtie, Ari Soekamtie dan Dory Soekamtie, menjadi think-thank yang didukung orang-orang kreatif [dan “gila”], melahirkan kejutan-kejutan yang tidak pernah dipikirkan musisi lain. Tak heran, meski tak berrnaung di bawah major label lagi, Endank Soekamti tetap bertahan [lama] di industri musik Indonesia. Suatu saat, saya akan mengupas sisi eknomi yang dihasilkan oleh band asal Jogjakarta ini. Peningkatan kentara terlihat di SID. Lirik-liriknya makin tajam, tapi dalam makna dan punya kekuatan untuk mempengaruhi. Saya menyebutnya agitasi lirik. Saya harus memberi pujian untuk lirik ‘Kuat Kita Bersinar’, ‘Jika Kami Bersama’, ‘Kuta Rock City’ dan terakhir ‘Jadilah Legenda’, membuat saya merinding mendengarnya [next, saya akan mengupas lirik-lirik SID]. Band asal Bali ini sedikit beruntung, karena masih dinaungi major labelnya, Sony Music Entertainment Indonesia. Yang ingin saya katakan dari tulisan ini adalah, punya ide dan berani mengeksekusi, tidak ada ruginya. Kalau gagal, toh masih bisa memperbaikinya lagi. Ide-ide gila dan tidak terduga dari Endank Soekamti dan SID, tidak sekadar mempertahankan nama besar di industri musik, tapi yang terlebih penting adalah memberi dampak yang positif kepada diri mereka sendiri dan fans-fansnya. Hal lain, adalah kejujuran berkawan. Tampil apa adanya, sederhana meski “bacot” Endank Soekamti kadang-kadang tidak ada remnya. Tidak ada yang ditutupi tentang keseharian mereka. Dan itulah yang diapresiasi penggemar dan penonton filmnya. Endank Soekamti memang “sialan” dab! Sementara SID adalah band “semprul” yang memberi pembelajaran kepada manusia-manusia semprul sesungguhnya. Kejujuran, ide gila dan keluguan, itulah esensi hidup mereka.

Read More ->>

Alasan Band Superman Is Dead TOLAK REKLAMASI

SID Tolak Reklamasi 



SID Tetap Ngotot Tolak Reklamasi Teluk Benoa Lewat Musik
Seperti yang ditempuh sekelompok musisi yang selama ini dikenal getol menyuarakan penolakan reklamasi. Sadar dan tak mau tanah kelahirannya dijarah, dirusak oleh proyek reklamasi, mereka bersolidaritas menyuarakan penolakan reklamasi menggunakan media kesenian.
Salah satu grup band yang getol menyuarakan penolakan revitalisasi Teluk Benoa ini adalah Superman Is Dead alias SID. Ketiga personilnya, Bobby Kool, Eka Rock, dan JRX dibesarkan di Kuta, yang kerap mereka sebut Kuta Rock City. Mereka gerah dengan tanah kelahiran mereka yang mulai 'panas' dikuasai kerakusan manusia.
JRX adalah personil yang paling vokal. Ia sering terlibat aksi-aksi demo menentang rencana reklamasi Teluk Benoa. Ia percaya bahwa Bali terkenal bukan karena hotel, resort, villa atau bangunan mewahnya, melainkan karena alam, seni-budaya dan sosial manusianya. Itu yang menjadi “ruh” Bali sendiri. Tanpa kemewahan hotel atau resor pun Bali tetap akan terkenal di dunia.
23 januari kemarin ia dan SID tampil dalam konser bertajuk Mother Earth's Calling di Denpasar. Ini bukan kali pertama ia meramaikan acara amal seperti ini. JRX memang tak pernah lelah menyuarakan penyelamatan Teluk Benoa yang kabarnya akan direklamasi dan dibangun Disneyland serta sirkuit F1.
SID berpartisipasi dalam konser Tolak Reklamasi Teluk Benoa, 23 Januari lalu / © facebook.com/SupermanIsDead
SID berpartisipasi dalam konser Tolak Reklamasi Teluk Benoa, 23 Januari lalu / © facebook.com/SupermanIsDead
"Terima kasih semuanya yg sudah berdonasi semalam di konser "Mother Earth Calling, Music for Future". Perolehan donasi diterima panitia Rp. 12.753.000. Biaya tenda, venue, dan cost produksi lain-lain: Rp. 8.909.000. . Total donasi (bersih): Rp. 3.844.000. Dan seperti di acara-acara sebelumnya, dana donasi sepenuhnya didedikasikan untuk gerakan Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa. Alam memberkati kita semua." demikian tulis SID di akun official facebook dan twitternya.
Semangat, kawan-kawan. Tolak mereka dengan mu


Read More ->>

Profil Personil Band Superman Is Dead

ProFiL PerSoniL SuPerMan iS DeaD

1. Bobby Kool (Lead Vocal & Guitar)

I Made Budi Sartika atau yang biasa di panggil "Bobby Kool" lahir di Denpasar Bali tanggal 8 September 1977. Bobby Kool menyukai anjing, dia juga seorang desain grafis, menyelesaikan kuliahnya Sastra Inggris di Universitas Warmadewa Denpasar, Bobby Kool memiliki distro atau brand Electrohell



2. Eka Rock


I Made Eka Arsana atau lebih di kenal dengan nama Eka Rock, lahir di Negara tanggal 8 Februari 1975. Menyelesaikan kuliahnya di Universitas Udayana fakultas Sastra Inggris. Eka Rock tergila gila dengan dunia photography dan dunia IT, terutama dalam programming web. Dialah yang mendesain dan membuat situs resmi SID.



3. Jerinx (Jrx)


I Gde Ary Astina atau biasa dipanggil Jerinx, lahir di Kuta tanggal 10 Februari 1977. Jerinx menyelesaikan kuliahnya di Undiknas Denpasar Fakultas Ekonomi. Jrx adalah pecandu hairwax, juga seorang surfer. Pemilik Twice Bar dan Twice Tattoo Studio ini memiliki brand Rumble.
Read More ->>

Sejarah dan lagu Album sunset dari Superman Is Dead

'Sunset di Tanah Anarki': Perjuangan Manis     


Superman Is Dead



 Sunset di Tanah Anarki: Perjuangan Manis Superman Is Dead
Jakarta -
"Album ini seperti obat. Obat kalau kita minum langsung, banyak yang tidak suka karena pahit. Beberapa orang mencampurkannya dengan gula atau madu agar lebih mudah ditelan."

Kalimat di atas adalah penjelasan Jerinx, penabuh drum Superman Is Dead (SID) saat peluncuran album 'Sunset di Tanah Anarki'. Itulah sebabnya album ini disebut sebagai perjuangan yang manis dari sebuah band punk Tanah Air bernama SID.


Secara keseluruhan, album yang diproduksi Sony Music Indonesia itu mengambil tema perihal mengenai perjuangan dalam arti yang sebenarnya. Hal itu seperti tergambar dari lirik-lirik setiap lagu dari 17 lagu dalam album ini.


Namun seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sejumlah metafora indah hadir di tiap penggalan kalimat, di tiap baitnya. Dan sebetulnya, jika dibaca lebih seksama, puisi-puisi yang menjadi lirik itu sangat penuh cinta.


Dengan cerdas SID, menjadikan lagu-lagu dengan aransemen yang terdengar manis tadi menjadi pembuka. Pertama, 'Jadilah Legenda' yang mengawali perjalanan album kelima bersama Sony Music Indonesia ini.


Berikutnya, adalah lagu pembuka dari 17 lagu berjudul 'The Opening (Ketika Senja) yang mendahulukan suara merdu piano sebelum dihajar distorsi kasar dan 'amarah' vokal Bobby Kool di menit-menit akhir.


Lagu-lagu berikutnya hilang sudah kesan 'mellow' yang sempat melekat pada band yang digawangi oleh Jerinx, Bobby Kool dan Eka Rock ini. 'Bulan & Ksatria' dan 'Kita Adalah Belati' memperdengarkan lagu bertempo cepat dengan lirik panjang khas SID di masa 1999 - 2003.


Setelah itu, 'Turn Back Time' dan 'Bulleproof Heart' SID kembali memberikan 'kemanisan' perjuangannya lewat nada-nada yang lebih 'catchy'. Lebih bisa membuat siapapun bernyanyi bersama, meski dari segi lirik, tetap saja amarah SID terhadap penguasa yang diniliat tidak beradap itu, tak bisa disembunyikan.


Lagu yang berjudul sama dengan albumnya adalah lagu keenam yang memiliki dua kelebihan. Pertama, 'Sunset di Tanah Anarki' dibuka oleh vokal perempuan, sedikit sengau, namun merdu di nada-nada akhirnya.


Cukup membuat pendengarnya terlena hingga vokal Bobby Kool masuk, namun kali ini tidak mengagetkan karena lagu ini sendiri memang berwarna balada. Kelebihan kedua adalah, lagu ini merupakan lagu terpanjang dari 17 lagu yang ada. Dengan durasi hingga 5.29 menit.


Di 'Water Not War' dan 'Luka Hari Ini Mereka Luka Selamanya' SID masih memperlambat tempo mereka sampai lagu berjudul 'Running' yang merupakan lagu kesembilan berbunyi. Nuansa khas SID 'tempoe doeloe' kembali terdengar menyuarakan perjuangan yang tidak boleh lelah sedikit pun. Hal itu terus berlangsung di tiga lagu berikutnya, 'Forever Love Insane', 'Belati Tuhan' dan 'Fast Cure'.


Demi keseimbangan, empat lagu terakhir SID memperindah lagi perjuangangannya dengan nada-nada 'catchy' tapi tentu tidak dengan pesannya.


Empat lagu tersebut adalah 'Wake Me Up', Forgivers', 'Jadilah Legenda' yang merupakan single perdana yang cukup 'pop'. Dan, sama seperti pembukaan, lagu dengan musik dan lirik yang lebih ringan berjudul 'Burn The Night' menutup perjuangan SID dengan manis kali ini.


Daftar lagu di album 'Sunset di Tanah Anarki':

1. The Opening (Ketika Senja)
2. Bulan & Ksatria
3. Kita Adalah Belati
4. Turn Back Time
5. Bulletproof Heart
6. Sunset Di Tanah Anarki
7. Water Not war
8. Kita Luka Hari Ini Mereka Luka Selamanya
9. Running
10. Forever
11. Belati Tuhan
12. Fast Cure
13. Suara Dalam Menara
14. Wake Me Up
15. Forgivers
16. Jadilah Legenda
17. Burn The Night
Read More ->>

Arti makna dari OUTSIDERS & LADY ROSE

arti outSIDer dan LadyRose


Penggemar Superman Is Dead disebut Outsiders bagi yang laki-laki dan Lady Rose bagi yang perempuan.
MUNCULNYA sebuah band selalu diiringi dengan berdirinya fans club yang menjadi motor pendukung. Band asal Bali Superman Is Dead (SID) juga melakukan hal yang sama. Digawangi Bobby Kool sebagai gitaris dan vokalis, Eka Rock sebagai bassist, dan Ari Astina atau biasa disapa Jerinx sebagai drummer, mereka memiliki fans fanatik yang tergabung dalam wadah Outsider.
“Outsider terbentuk Oktober 1995, tidak jauh dari SID berdiri,” ujar Putu Betel Lasthero, Outsider yang bergabung sejak pertama kali terbentuknya wadah tersebut kepada TNOL.
Berhubung SID dari Bali, Outsider pertama pun berasal dari pulau Dewata. Seiring perjalanan waktu, Outsider merambat ke daerah lain.
Menurut Betel, pemilihan nama Outsider secara tidak sengaja. Outsider dipakai sebagai nama fans SID lantaran ditengah kata-kata itu terdapat tulisan sid. Terbentuknya Outsider tak lantas disusun kepengurusan pusat. Masing-masing daerah bisa membentuk serta memilih kordinator sendiri.
Bagi Betel, memilih kordinator pusat tidaklah mungkin lantaran akan banyak menyedot biaya banyak untuk mengkordinasi fans seluruh Indonesia. Dengan begitu lebih tepat kordinator berada di masing-masing wilayah. Hingga kini, Outsider sudah merambah ke seluruh Nusantara. Bahkan, sampai ke luar negeri semisal Amerika dan Jepang.
Selain itu, mereka memiliki nama khusus untuk fans perempuan SID. Fans perempuan diberi nama Lady Rose. “Kata-kata itu berasal dari salah satu lagu SID. Lagu itu menceritakan tentang pria yang kehilangan kekasihnya. Nah, darisana fans SID disebut Lady Rose,” ucap Betel.
Meski mereka tidak memiliki kordinator pusat, namun Outsider maupun Lady Rose dari berbagai wilayah sudah seperti saudara. Bila bertemu mereka langsung akrab dan menyatu. Mereka juga tak sungkan datang ke suatu tempat demi memberi dukungan kepada SID.
Rata-rata mereka mengetahui kegiatan SID manggung dari internet. Jika sudah mengetahui, mereka langsung menuju lokasi dan tak lupa memakai atribut Outsider dan Lady Rose.
Atribut yang kerap mereka pakai adalah kaos bertuliskan Outsider. Terkadang mereka memakai udeng atau penutup kepala khas Bali untuk pria. Kemudian membawa spanduk bertuliskan Outsider dari daerah tertentu.
Selama Outsider dan Lady Rose terbentuk mereka sudah beberapa kali melakukan kegiatan sosial. Antara lain memberikan bantuan ke panti asuhan. Meski mereka fans club dari band beraliran punk rock, mereka tetap peduli terhadap lingkungan sekitar. Salah satunya, dalam pelestarian satwa liar.
Outsider Ubud says: “outSIDer brasaL dari kata “outside” yg berarti sisi luar, kami yg selama ini di pandang orang dari sisi luar kami, urakan dan segala asumsi buruk tentang kami kami tak peduLi dengan semuanya, kami akan tetap hidup dengan jalan hidup dan piLihan hidup kami masing-masing, berbekal keberanian, semangat, kekuatan, cinta kami bersama. Cinta itu bisa membunuh dan cinta juga bisa menyelamatkan kita bersama jika kita percaya. Tetap percaya dengan apa yang kita punya untuk selalu menjadi jati diri kita masing-masing namun tetap bersatu di buana bumi pertiwi. buat para seluruh outsider di muka bumi.. Dukung terus SID.. Kibarkan semangat outSIDer !! Kita akan selalu bertemu untuk satu langkah maju… We are we are outSIDer…!!!
cheers&beer!!!!”
SID says: “Outsiders” dipancang sebagai identitas resmi-baru bagi komunitas/para penggemar yang sempat tak menentu akibat banyaknya nama yang terbentuk secara sporadis (seperti: Sidheads, Siders, Sidiot, etc.). Dan gabungan kedua kata tersebut kemudian membuka babak baru perjalanan Superman Is Dead di tahun 2009 ini.”
Wawan (an anonymous outSIDer) says: “OUTSIDERS adalah panggilan fans dari sebuah band yang bernama Superman Is Dead, dan saya selaku outsiders sejati dan yang outsiders lainnya, akan membela negara tercinta ini, yaitu negara indonesia raya, outsiders tidak takut mati, demi mempertahankan kemerdekaan dan harga diri kami sebagai bangsa indonesia, outsiders pantang menyerah untuk melawan segala rintangan yang kami hadapi, outsiders tidak akan melupakan jasa – jasa pahlawan – pahlawan yang telah gugur, outsiders akan selalu menghargai satu sama lain dan tidak akan membedakan suku dan agama, kita smua sama…. kita semua satu….
smoga kecurangan di negara ini berkurang, karena kami selaku outsiders merasa prihatin terhadap rakyat – rakyat yang tidak mampu, smoga pemerintah di negara yang kita cintai ini berperilaku adil , dan kedamaian di dunia ini akan tercipta. dan akhir kata “MAJU TRUS OUTSIDERS HANTAM KETIDAKADILAN DI DUNIA INI , MAJU TRUS UNTUK MEMBERIKAN YANG TERBAIK BAGI DUNIA INI”
Read More ->>